Puluhan fans fanatik Persija Jakarta, Jakmania yang hendak menonton
pertandingan antara Persija kontra Persib Bandung di Stadion Utama
Gelora Bung Karno (GBK) merusak bus Transjakarta di dekat halte busway
Halimun.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB siang
tadi, berawal saat rombongan Jak Mania yang melakukan konvoi dari arah
Manggarai melintas di Jalan Sultan Agung. Konvoi menggunakan puluhan
motor dan satu bus PPD dan bus Metromini, membuat padatnya jalan, hingga
sebagian besar motor masuk ke jalur busway.
Salah satu petugas
keamanan Transjakarta, Edo mengatakan bahwa tabrakan terjadi karena
saat Transjakarta bernopol B 7933 IX terhalang oleh motor saat di
pertigaan kuningan.
"Sudah diklakson oleh sopir tapi tidak mau minggir. Akhirnya tertabrak," ujarnya kepada wartawan, Minggu (27/5/2012).
Korban
yang tertabrak motor Yamaha Mio B 6734 TSI berboncengan dengan rekannya
mengalami luka-luka. Tak terima rekannya ditabrak, puluhan Jakmania
kemudian menyerang sopir dan petugas bus Transjakarta.
Bus naas
itu akhirnya ditimpuki batu yang mengakibatkan kaca depan bus pecah.
Peristiwa sempat memacetkan lalu lintas. Namun tidak berlangsung lama
karena petugas kepolisian langsung mengamankan lokasi.
Beberapa anggota Jak Mania diamankan beserta sang sopir bus dan petugas Transjakarta untuk dimintai keterangan
Malang benar nasib Nazuardi, 27 tahun. Berniat datang
ke Gelora Bung Karno untuk mendukung tim kesayangannya Persija Jakarta
bertanding melawan Persib Bandung, dia malah dihajar rekan-rekannya dari
Jakmania. Nazuardi akhirnya meregang nyawa akibat pendarahan hebat di
belakang kepalanya.
Nazuardi yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek itu memang
jarang mendukung Persija secara langsung. Hal tersebut dikonfirmasikan
oleh ketua RT di tempat tinggal Nazuardi.
"Biasanya juga dia ga ikut, ini tumben-tumbenan ikut nonton," papar Cholil, Ketua RT 08 RW 03.
Berlawanan dengan dugaan pihak kepolisian yang menyatakan bahwa
Nazuardi adalah seorang Bobotoh Persib, Cholil menegaskan bahwa Nazuardi
adalah seorang Jakmania.
Keluarga korban sudah mendatangi RSCM setelah mendengar berita duka
itu. Namun jenazah Nazuardi belum bisa dibawa pulang karena harus
diotopsi lebih dahulu. "Karena laporannya sudah masuk di Polda," ujar
Cholil.
Paman Nazuardi yang bernama Hasan mengaku tak tahu banyak tentang
kejadian itu. Ia mengatakan bahwa ia cuma tahu bahwa Nazuardi berangkat
ke GBK bersama seorang temannya untuk menonton pertandingan Persija.
"Kata temannya, dia mencar di GBK. Nah saya nggak tahu lagi. Pihak
keluarga hanya tahu setelah ditelepon disuruh datang ke RSCM," kata
Hasan
Ternyata tak hanya Nazuardi yang meregang nyawa akibat
aksi pengeroyokan yang terjadi usai pertandingan Persija Jakarta kontra
Persib Bandung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (27/5)
sore.
Dua pria lainnya yang menjadi korban pengeroyokan akhirnya
menghembuskan napas terakhirnya, dan kini jenazah keduanya dibawa ke
RSCM.
"Dua jenazah itu belum ada identitasnya," kata M Nurul Ikhsan, petugas jaga RSCM.
Selain itu, RSCM juga merawat seorang lagi, yakni Rinaldy, yang
mengalami luka-luka. Dia mengalami lebam di wajah. Bibirnya yang robek
kini sudah dijahit. Di bajunya yang sudah digunting juga tampak berlumur
darah.
Sejumlah keluarga korban juga sudah mendatangi RSCM. Namun, keluarga
Nazuardi belum membawa pulang jenazah karena pria yang tewas dengan kaos
biru muda lengan panjang itu masih harus menjalani autopsi.
Ketua RT 08 RW 03, Menteng, Cholil menyebut Nazuardi adalah bagian
dari suporter Persija. Hal ini berbeda dengan keterangan Kabid Humas
Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto bahwa pria nahas itu adalah bagian
dari Viking Persib.
Saat ini, informasi soal kaitan keributan dengan pertandingan masih
simpang siur, kabarnya pengeroyokan tersebut tak ada hubungannya dengan
sepakbola, namun murni masalah kriminal